Sabtu, 20 Agustus 2016

TAMAN 7

Taman tujuh adalah suatu peninggalan leluhur yang bersejarah.Padanya tersimpan banyak hikmah yang perlu di pelajari . Apalagi pemuda-pemudi saat ini, Kalau tidak dipelajari sejarah tersebut lambat laut akan hilang dan bias-bisa sirna sama sekali. Kata Adat mengatakan “Hilang tambo hilang tanah, hilang tutur hilang keluaga”.

Itulah sebabnya saya ingin menguraikan sekali dengan singkat sejarah keberadaan Taman Tujuh. Supaya kita tidak kehilangan dasar, asal usul dan hubungan kekeluargaan.
Dengana adanya mengetahui sejaranh, kita dapat mengenalnya, Kemudian dapat mencintai dan menghargai peninggalan tersebut seperti taman tujuh.

LETAK TAMAN TUJUH
Taman tujuh terletak di desa Hinag Tinggi Kecamatan Sitinjau Laut. Di desa Hiang Tinggi sekarang ada suatu tempat yang paling tinggi, tempat tersebut di sebut “larik tinggi”. Pada larik tinggi pada dahulu kala berdiri beberapa rumah, dan inilah merupakan dusun tertua yang merupakan asal mulanya kerinci.
Disana juga terdapat satu buat kuburan atau makam bersejarah. Kuburan tersebut terdapat empat batu nisan. Menurut mytos, Kuburan tersebut berisi dua orang, yang satu nenek hilang dilaman dan yang satu lagi nenek Jaburiah. Kubuaran ini selalu di ziarahi oleh masyarakat Kerinci dan dari luar Kerinci

SEJARAH TAMAN TUJUH
A. Asal usul
Menurut Mytos, Pada zaman dahulu kala Kerinci merupakan suatu genangan air atau danau yang luas. Senhingga oleh penghuni saat itu disebutlah laut. Dataran tinggi yang ada hany gunung jelatang dan gunung Kerinci. Tinggi Gunung Jelatang kalau di ukur dengan perjalanan, Tujuh hari tujuh malam barulah sampai ke puncaknya. Gunung jelatang tersebut terletak di Pariangan Tinggi atau Hiang Tinggi sekarang.
Pada masa dahulu kala, Nenek Maharajo di rajo dan nenek Indarjati berlayar ke negeri Rum ( Romawi ) Sampai ke pulau perca atau pulau Sumatra sekarang. Dan menetap di Gunung emas atau Gunung Merapi Pariangan Padang panjang sekarang.
Disinilah Indarjati bertemu dengan seorang perempuan yang cantik sebagai penghuni gunung ini. Perempuat tersebut bernama Indi jelatah. Alloh Swt mentakdirkan maka menikahlah Indar Jati dengan indi Jelatah. Setalah beberapa tahun membina rumaha tangga, Maka Indar Jati dan Indi Jelatah mendapatkan dua orang anak yaitu : Perpatih Nan Sebatang dan Indar bayo. Oleh Indarjati yang senantiasa Ghaib Atau hilang entah kemana maka pada suatu hari datanglah ia kepada anak dan istrinya dan bercerita ia pada istrerinya, Bahwa ia telah menemukan suatu tempat atau gunung yang paling tinggi, yaitu gunung Jelatang namanya.. ditempat itu telah ada manusia yang menghuninya, Aku akan kembali ke gunung tersebut.
Indi Jelatah sangat terharu mendengar cerita suaminya IndaraJati, Mka ia juga ingin melihat gunung tersebut.Dipersiapkanlah bekal untuk berangkat ke gunung Jelatang.
Barang-barang tersebut yang di bawa adalah ;
- Tombak nan sebilah
- Payung nan sekaki
- Tudung nan sehelai
- Tongkat nan sebilah
- Kambing nan seeokor
Barang-barang tersebut masih disimpan dengan rapi di rumah gedang nenek limo Hiang Tinggi.
Adapun yang berangkat ke gunung Jelatang tersebut adalah Indarjati dan isrtinya Indijelatah serta anaknya yang bernama Indarbayo, Sedangkan Perpatih nan sebatang tidak ikut karena sudah hampir dewasa.
Indarjati telah sampai di gunung Jelatang dan menetaplah ia disana.
Setelah hari berganti hari, masa berganti masa dan tahun berganti tahun, maka Indi jelatah melahirkan pula beberapa orang anak, Antara lain :
1. Indartunggal atau Indar Bersusu Tunggal, Inilah yang biasa disebut “ Nenek Bersusu Tunggal “ di gunung Jelatang Pariangan Tinggi.
2. Indar Nan Beterawang Lidah tinggal di gunung Jelatang Pariangan Tinggi.
3. Indi Maryam tinggal di Malaysia
Setelah Indartunggal dewasa, Maka ia menikah dengan perempuan “Samiah”. Dari pernikahan ini, ia memperoleh anak :
1. Dayang Rawani tinggal di Jawa Mataram
2. Dayang Ramayah tinggal di Kemantan Darat
3. Dayang Indah tinggal di Hiang Tinggi
Di saat keturunan dari Indartunggal masih anak-anak, ia selalu mandi di sungai-sungai, Sedangkan Indartunggal sangat saying pada anak-anaknya. Untuk menghindari anak-anaknya dari bahaya mandi di sungai, Maka oleh Inadartunggal di buatlah tempat pemandian khusus untuk anank-anaknya,sebanyak tujuh buah, inilah yang di sebut Taman tujuh atau telaga tuju untuk tempat pemandian anak-anaknya dari Nenek Indar bersusu tunggal.
Karena perubahan alam dan pergeseran bumi, Air menyusut akibatnya gunung Jelatang mengalami erosi besar-besaran sebagian tanahnya hanyut, Itulah yang bias kita lihat tanah cogok pinggir danau kerinci, Tanah Kampung, dan Tanah tinggi kemantan. Tinggallah sisa gunung Jelatang seperti yang ada sekarang.

HIKMAH TAMAN TUJUH
Adapun hikmah TAMAN TUJUH adalah sebagai berikut :
1. Depati nan tujuh
Yaitu empat diatas tiga dibawah.
-Empat diatas adalah :
1. Depati Atur Bumi di Hiang Tinggi
2. Depati Biang Sari di Pengasi
3. Depati Rencong Telang di Pulau Sangkar
4. Depati Muaro langkat di Tamiai
-Tiga dibawah adalah :
1. Depato Setio Nyato di Lembur
2. Depati Setio Betis di Parentak
3. Depati Setio Rajo di Nalo Bangko
2. Tanah nan tujuh bingkah
3. Karang setio nan tujuh mangkok
4. payung nan tujuh kaki
5. kain nan tujuh helai

TAMAN TUJUH SEKARANG
Masyarakat Kerinci sangat mengagung-agungkan Taman Tujuh, Disamping tempatnya tinggi dan indah, airnya bias pula di mamfaatkan untuk obat bermacam-macam penyakit, sesuai dengan keyakinan orang yang berobat. Sekarang telah dimamfaatkan pula sebagai tempat wisata yang dapat menyejukkan pikiran bagi pengunjungnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar